Diceritakan ada sebuah keluarga
kecil yang berkecukupan, dan cerita ini menceritakan seorang gadis kecil tumbuh
dengan kurang perhatian dari ayahnya yang sibuk dalam pekerjaannya di kantor.
Sebut saja nama gadis kecil itu Jani.
Setiap hari Jani hampir tidak pernah bertemu apalagi berbicara dan bercanda ria
dengan ayahnya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.
Setiap Jani bangun pagi dan bersiap untuk berangkat sekolah, ketika sarapan ia hanya ditemani oleh ibunya. Jani selalu menanyakan dimana ayahnya kepada sang ibu.
Setiap Jani bangun pagi dan bersiap untuk berangkat sekolah, ketika sarapan ia hanya ditemani oleh ibunya. Jani selalu menanyakan dimana ayahnya kepada sang ibu.
Sepulang sekolah pun Jani lagi dan
lagi ia menanyakan ayahnya kepada sang ibu, "Bu, ayah belum pulang kerja?
Kapan ayah pulang?" dan ibu selalu menjawab, "Sabar ya sayang, ayahmu
sedang bekerja mencari nafkah untukmu. Sebentar lagi ayah pasti pulang"
dan Jani selalu membalasnya dengan senyuman.
Hingga malam tiba, ketika makan
malam dimana saat-saat itu ialah waktu untuk dimana keluarga berkumpul dan
bercengkerama, Jani hanya ditemani oleh ibunya. Ayahnya masih sibuk diluar sana
dengan pekerjaannya. Sampai pada suatu hari, Jani bercerita pada ibunya tentang
temannya. Betapa bahagia temannya ketika pergi jalan-jalan bersama ayah dan
ibunya, dibelikan boneka oleh ayahnya, dan bercanda ria dengan ayahnya. Jani
pun merasa iri melihat ayah temannya bermain dengan anaknya.
Dan pada suatu malam, disaat kebetulan
ayahnya pulang cepat.
Jani langsung menghampiri ayahnya lalu ia bertanya, "Ayah, ayah dibayar berapa oleh kantor ayah untuk semalamnya ayah bekerja?" sang ayah dengan lelahnya menjawab, "Ayah dibayar empat ratus ribu untuk per-malamnya sayang" lalu Jani bertanya lagi, "Jadi, berapa ayah dibayar untuk per-jam ayah bekerja?". Ayahnya pun menjawab, "empat puluh ribu sayang" kemudian Jani meminta uang lima ribu kepada ayahnya, karena saking lelahnya.. ayahnya tak memberikan apa yang diminta oleh Jani, Jani pun terus mendesak ayahnya hingga diberikan uang lima ribu sampai pada akhirnya, ayahnya emosi dan memarahi Jani. Begitu sedihnya Jani, ia langsung mengurung diri dikamar.
Jani langsung menghampiri ayahnya lalu ia bertanya, "Ayah, ayah dibayar berapa oleh kantor ayah untuk semalamnya ayah bekerja?" sang ayah dengan lelahnya menjawab, "Ayah dibayar empat ratus ribu untuk per-malamnya sayang" lalu Jani bertanya lagi, "Jadi, berapa ayah dibayar untuk per-jam ayah bekerja?". Ayahnya pun menjawab, "empat puluh ribu sayang" kemudian Jani meminta uang lima ribu kepada ayahnya, karena saking lelahnya.. ayahnya tak memberikan apa yang diminta oleh Jani, Jani pun terus mendesak ayahnya hingga diberikan uang lima ribu sampai pada akhirnya, ayahnya emosi dan memarahi Jani. Begitu sedihnya Jani, ia langsung mengurung diri dikamar.
Ayahnya yang tak tega melihat Jani
bersedih segera menghampiri Jani dikamarnya. Ia meminta maaf kepada Jani, bahwa
tadi ia memarahi hanya karena lelah dan emosi, dan ayahnya pun memberikan uang
lima ribu kepada Jani.
Apa yang dilakukan Jani dengan uang
lima ribu tersebut? Jani menolak uang tersebut, kemudian ia menjelaskan kepada
ayahnya bahwa ia meminta uang lima ribu tersebut hanya untuk membeli waktu sang
ayah.
Jani berkata, "Aku ingin
membeli waktu ayah, katanya ayah dibayar empat puluh ribu se-jam untuk bekerja,
uangku hanya lima belas ribu yah, kurang lima ribu untuk membeli waktu ayah
setengah jam untuk bermain bersamaku". Mendengar kata-kata yang diucapkan
oleh anaknya tersebut, sang ayah pun terharu dan langsung memeluk sang anak.
Dan mulai hari itu, ayah Jani mulai membagi waktu antara pekerjaan dan
keluarga, memberikan kasih sayang dan waktunya untuk anaknya tercinta.
Jadi Kesimpulan Cerita Tersebut
adalah jangan menyianyiakan waktu bersama keluarga, karena keluarga adalah
harta yang terindah yang kita miliki di dunia ini. Jadi luangkan waktu lebih
banyak untuk keluarga yang anda cintai dan buat suasana dalam keluarga itu
lebih bermakna.
Sekian Kesimpulan
yang bisa saya sampaikan.
Terima Kasih.
Sumber Video : Video On Demand
Sumber Website : CAI Learning
Tidak ada komentar:
Posting Komentar